MENCARI ALASAN BERTERIMA KASIH




Doc Istimewa
Sebulan yang lalu, seorang istri yang mengaku sangat sering bertengkar dengan suaminya minta aku membagi pengalaman untuk menjadi referensi resep agar rumah tangganya lebih harmonis.
Aku menjawab singkat, “Sering berterimakasih”
“Berterima kasih atas apa?”  

“Apa saja kebaikan yang dia lakukan, sekecil apapun manfaatnya buat kamu, kalau kamu ucapkan terima kasih aku yakin dia akan lebih bersemangat melakukannya”
“Apa misalnya? Contoh kongkrit terima kasih yang pernah kamu ucapakan buat suamimu?”
“Banyak banget, dari yang besar sampai yang kecil-kecil, misalnya ketika dia membuatkan aku minuman, ketika dia menjemputku di stasiun, ketika membelikan aku jajan di pasar, ketika mengambilkan bukuku dari lemari, ketika memijat kakiku, ketika menyisirkan rambutku, semuanya aku bilang terima kasih”
“Dia nggak pernah melakukan itu semua, malah aku terus yang melayaninya, bagaimana mau bilang terima kasih?”

“Dia kerja kan cari uang? Ya ucapkan terima kasih setiap kali dia pulang kerja, terutama juga tiap kamu dikasih uang”

“Buat apa berterima kasih, kerja itu kan kewajibannya sebagai kepala keluarga, itu bukan kebaikan, tapi kewajibannya, la syukra fi wajibin, alias tidak ada kewajiban bilang terima kasih untuk perbuatan yang wajib”
“Jangan begitu ya berpikirnya, coba ingat, ada banyak suami lain yang malas-malasan bekerja, padahal ngakunya kepala keluarga, ada juga yang hanya memanfaatkan istrinya, nggak mau kerja karena istrinya pandai cari uang. Nah, bandingkan suamimu itu dengan mereka, pasti kamu akan menemukan alasan untuk berterima kasih, setidak-tidaknya atas komitmennya terhadap kewajibannya. Ucapkan terima kasih juga dia mau jadi suamimu sampai sekarang, padahal kau tiap hari mengomelinya”

“Iya juga ya, dia kerja jadi kuli tiap hari, uangnya buat aku dan anak-anak, 15 tahun menikah aku memang belum pernah bilang terima kasih, tapi kalau kurang ngomel, terus bertengkar. Tapi dia juga kaya gitu, suka memulai pertengkaran, aku masak kurang enak diomelin, aku telat jemput anak diomelin, aku lupa naruh barangnya diomelin, jadinya bertengkar”

“Mulailah membiasakan mengucapkan terima kasih. Banyak riset yang menyimpulkan bahwa ucapan terima kasih itu sangat dahsyat efeknya, bisa membuat orang merasa sangat dihargai, merasa dianggap penting, lalu jadi tambah semangat melakukan kebaikan untuk kita. Selain dengan ucapan, bagus banget juga berterima kasih dengan tindakan, misalnya sambil memeluknya, mencium pipinya, memberikan pujian, mengatakan “I love you”, membuatkan sesuatu yang disukai, melakukan hal-hal yang menyenangkan dia tanpa diminta”
“Wah... memulai mesra? Apa nggak menjatuhkan martabat kita? Kayaknya nanti kelihatan jadi aku yang butuh, ke-GR-an dia, seolah-olah dia penting banget buatku, apa nanti nggak bikin dia sombong”
“Percayalah, coba dulu. Istri berhak memulai, bukan hanya menunggu”

Setelah sebulan berlalu, tadi, dia mengabariku, katanya, “Resepmu jos banget, sejak hari itu, meskipun gengsi berat aku paksakan mengucapkan terima kasih pada suamiku, sambil memberikan senyum yang paling manis, aku buang egoisku jauh-jauh, aku niat banget memperbaiki suasana rumah tanggaku. Kau tau hasilnya? Dia sekarang banyak tersenyum, kayaknya GR juga, kaya dianggap penting banget olehku kali... tapi nggak papa lah, yang mengejutkan dia kemarin membelikan aku hand body, kapas sama bedak, rupanya diam-diam dia memperhatikan kebutuhan pribadiku yang habis, ha..ha.. aku GR juga jadinya, inilah untuk pertama kalinya dia peduli kebutuhanku. Sumpah, frekuensi bertengkarku sudah jauh berkurang”
Aku tersenyum senang. Ikut senang dengan kesuksesannya. Dia meminta resep yang lain, dengan senang hati aku berikan, “Tidak gengsi mengakui kesalahan”. Lain kali aku tulis ceritanya,, insyaallah.

0 Response to "MENCARI ALASAN BERTERIMA KASIH"

Posting Komentar

Pengunjung Blog