Doc Istimewa |
Aku menjawab singkat, “Sering
berterimakasih”
“Berterima kasih atas apa?”
“Apa saja kebaikan yang dia
lakukan, sekecil apapun manfaatnya buat kamu, kalau kamu ucapkan terima kasih
aku yakin dia akan lebih bersemangat melakukannya”
“Apa misalnya? Contoh kongkrit
terima kasih yang pernah kamu ucapakan buat suamimu?”
“Banyak banget, dari yang besar
sampai yang kecil-kecil, misalnya ketika dia membuatkan aku minuman, ketika dia
menjemputku di stasiun, ketika membelikan aku jajan di pasar, ketika
mengambilkan bukuku dari lemari, ketika memijat kakiku, ketika menyisirkan
rambutku, semuanya aku bilang terima kasih”
“Dia nggak pernah melakukan itu
semua, malah aku terus yang melayaninya, bagaimana mau bilang terima kasih?”
“Dia kerja kan cari uang? Ya
ucapkan terima kasih setiap kali dia pulang kerja, terutama juga tiap kamu
dikasih uang”
“Buat apa berterima kasih, kerja
itu kan kewajibannya sebagai kepala keluarga, itu bukan kebaikan, tapi
kewajibannya, la syukra fi wajibin, alias tidak ada kewajiban bilang terima
kasih untuk perbuatan yang wajib”
“Jangan begitu ya berpikirnya, coba
ingat, ada banyak suami lain yang malas-malasan bekerja, padahal ngakunya
kepala keluarga, ada juga yang hanya memanfaatkan istrinya, nggak mau kerja
karena istrinya pandai cari uang. Nah, bandingkan suamimu itu dengan mereka, pasti
kamu akan menemukan alasan untuk berterima kasih, setidak-tidaknya atas
komitmennya terhadap kewajibannya. Ucapkan terima kasih juga dia mau jadi
suamimu sampai sekarang, padahal kau tiap hari mengomelinya”
“Iya juga ya, dia kerja jadi kuli
tiap hari, uangnya buat aku dan anak-anak, 15 tahun menikah aku memang belum
pernah bilang terima kasih, tapi kalau kurang ngomel, terus bertengkar. Tapi
dia juga kaya gitu, suka memulai pertengkaran, aku masak kurang enak diomelin,
aku telat jemput anak diomelin, aku lupa naruh barangnya diomelin, jadinya
bertengkar”
“Mulailah membiasakan mengucapkan
terima kasih. Banyak riset yang menyimpulkan bahwa ucapan terima kasih itu
sangat dahsyat efeknya, bisa membuat orang merasa sangat dihargai, merasa
dianggap penting, lalu jadi tambah semangat melakukan kebaikan untuk kita.
Selain dengan ucapan, bagus banget juga berterima kasih dengan tindakan,
misalnya sambil memeluknya, mencium pipinya, memberikan pujian, mengatakan “I
love you”, membuatkan sesuatu yang disukai, melakukan hal-hal yang menyenangkan
dia tanpa diminta”
“Wah... memulai mesra? Apa nggak
menjatuhkan martabat kita? Kayaknya nanti kelihatan jadi aku yang butuh,
ke-GR-an dia, seolah-olah dia penting banget buatku, apa nanti nggak bikin dia
sombong”
“Percayalah, coba dulu. Istri
berhak memulai, bukan hanya menunggu”
Setelah sebulan berlalu, tadi, dia
mengabariku, katanya, “Resepmu jos banget, sejak hari itu, meskipun gengsi
berat aku paksakan mengucapkan terima kasih pada suamiku, sambil memberikan
senyum yang paling manis, aku buang egoisku jauh-jauh, aku niat banget
memperbaiki suasana rumah tanggaku. Kau tau hasilnya? Dia sekarang banyak
tersenyum, kayaknya GR juga, kaya dianggap penting banget olehku kali... tapi
nggak papa lah, yang mengejutkan dia kemarin membelikan aku hand body, kapas
sama bedak, rupanya diam-diam dia memperhatikan kebutuhan pribadiku yang habis,
ha..ha.. aku GR juga jadinya, inilah untuk pertama kalinya dia peduli
kebutuhanku. Sumpah, frekuensi bertengkarku sudah jauh berkurang”
Aku tersenyum senang. Ikut senang
dengan kesuksesannya. Dia meminta resep yang lain, dengan senang hati aku
berikan, “Tidak gengsi mengakui kesalahan”. Lain kali aku tulis ceritanya,,
insyaallah.
0 Response to "MENCARI ALASAN BERTERIMA KASIH"
Posting Komentar